Kartini Masa Kini Yogyakarta Jadi Dalang Perempuan Kenalkan Budaya Jawa
WARTAJAWA – Di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang menggerus nilai-nilai tradisi, muncul sosok muda inspiratif dari Yogyakarta: Rizki Rahma, seorang dalang perempuan yang dengan penuh semangat mengenalkan kembali budaya Jawa lewat seni pewayangan. Tak hanya piawai memainkan wayang kulit, Rizki juga menyisipkan pesan-pesan perempuan berdaya dan pendidikan dalam setiap pertunjukannya.
Lahir dari keluarga seniman tradisi, Rizki telah akrab dengan gamelan dan cerita Mahabharata sejak kecil. Namun yang membedakannya, ia memilih jalur langka — menjadi seorang dalang perempuan, profesi yang selama ini didominasi oleh kaum pria. Pilihan itu sempat menuai keraguan dari lingkungan, namun Rizki menjawab semua dengan aksi panggung yang memukau dan isi cerita yang menyentuh.
Tak hanya tampil di panggung seni lokal, Rizki telah diundang ke berbagai festival budaya, termasuk ke luar negeri. Di setiap kesempatan, ia menyisipkan cerita tentang perjuangan perempuan Jawa, nilai-nilai kesetaraan, dan pentingnya pelestarian budaya lokal. Banyak penonton terkesan, bukan hanya karena keterampilannya, tetapi karena keberaniannya mengangkat isu-isu perempuan dalam balutan kisah wayang klasik.
“Saya ingin generasi muda, terutama perempuan, tahu bahwa budaya Jawa itu tidak kuno. Justru dari budaya kita bisa belajar filosofi hidup, keteguhan, dan kepemimpinan,” ujar Rizki saat ditemui usai tampil di Festival Budaya Nusantara di Taman Budaya Yogyakarta.
Baca juga: Pemprov Jabar dan Nelayan Indramayu Tebar 1 Juta Benih Rajungan
Karya-karya Rizki banyak yang sudah didokumentasikan secara digital, dan kini bisa ditonton melalui kanal YouTube pribadinya. Dengan begitu, ia berharap seni pewayangan bisa menjangkau anak-anak muda yang lebih akrab dengan media sosial. Ia bahkan mengadakan kelas daring berjudul “Wayang for Millennials” yang berhasil menjaring ratusan peserta dari seluruh Indonesia.
Keunikan Rizki tidak hanya terletak pada peran gandanya sebagai seniman dan edukator, tetapi juga pada gaya narasinya yang luwes, kadang menyisipkan bahasa gaul, puisi kontemporer, hingga kritik sosial yang disampaikan halus melalui karakter wayang. Ia menyebut pendekatannya sebagai “wayang dialogis” — karena membuka ruang interaksi dan refleksi.
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta pun memberikan apresiasi atas dedikasi Rizki dengan menjadikannya Duta Budaya Muda 2024. Ia dinilai berhasil merawat akar tradisi sekaligus membungkusnya dengan semangat zaman, menjadikan pewayangan relevan bagi generasi digital.
Rizki Rahma kini menjadi simbol Kartini masa kini: perempuan yang tangguh, kreatif, dan berani mengambil ruang di bidang yang selama ini dianggap bukan ranahnya. Lewat wayang, ia tidak hanya membunyikan suara tokoh-tokoh epik, tapi juga menyuarakan mimpi, harapan, dan perjuangan perempuan Indonesia.