Ikan Hias dan Tanaman Air Indonesia: Kecil-Kecil, Tapi Bernilai Ekonomi Tinggi!
Warta Jawa Ikan Hias Di balik gemerlap warna-warni tubuhnya, ikan hias Indonesia ternyata menyimpan potensi ekonomi luar biasa. Dari cupang, koi, hingga arwana merah Kalimantan—semua menyumbang angka ekspor yang tak sedikit. Tak hanya ikan, tanaman air asli Indonesia pun mulai dilirik pasar dunia sebagai pelengkap keindahan aquascape.
Menyadari hal ini, Gubernur Banten Andra Soni pun menyerukan pentingnya menjadikan industri ikan hias sebagai bagian dari ekonomi kreatif nasional. Dalam ajang Nusatic Nusapet 2025 di ICE BSD, ia mengajak semua pelaku industri, dari komunitas hingga akademisi, untuk bersinergi.
Yang menarik, Andra bahkan mengusulkan agar Bandara Soekarno-Hatta menyediakan ruang khusus untuk memamerkan ikan hias lokal. “Bayangkan wisatawan asing tiba, langsung disambut arwana merah dan cupang dengan warna eksotis. Ini diplomasi budaya yang berjalan nonstop!” ujarnya.
Dari Banten untuk dunia, ikan hias Indonesia siap unjuk gigi!
– Gaya Opini / Ekonomi Kreatif
Menjadikan sebagai Etalase Ekonomi Kreatif Indonesia
Sudah saatnya Indonesia serius melihat ikan hias dan tanaman air sebagai bagian penting dari ekonomi kreatif. Bukan hanya soal estetika, tetapi juga soal potensi nilai tambah yang bisa dihasilkan dari sektor ini. Indonesia adalah eksportir terbesar kedua dunia. Mengapa belum menjadi nomor satu?
Gubernur Banten Andra Soni memberikan satu gagasan menarik: menjadikan bandara internasional sebagai panggung promosi lokal. Ini ide strategis. Wisatawan yang datang bisa langsung melihat kekayaan biodiversitas Indonesia. Bahkan tanpa kata-kata, nilai ekonomi dan budaya disampaikan lewat keindahan ikan dan tanaman air.
Pemerintah pusat melalui KKP pun menyatakan dukungannya. Dirjen Budidaya Perikanan, Tb Haeru Rahayu, menegaskan bahwa kolaborasi antara komunitas, UMKM, pemerintah, dan pelaku pasar adalah kunci mencapai posisi puncak sebagai eksportir dunia.
Dengan 964 kilometer garis pantai di Banten saja, dan puluhan ribu spesies akuatik di Indonesia, potensi sudah ada. Tinggal bagaimana kita mengemas dan memasarkannya.
Baca Juga: polemik empat pulau di Tapteng dengan bupati kader PDIP
– Gaya Reportase / Informasi Event
Ikan Hias Nusatic Nusapet 2025: Panggung Eksotisme Akuatik Indonesia di ICE BSD
Mengusung tema “Revealing Indonesia’s Hidden Aquatic Beauty”, acara ini menjadi sorotan karena menghadirkan lebih dari 20.000 , 20 kompetisi akuatik, hingga talkshow dari pakar akuakultur dunia.
Dalam pembukaannya, Gubernur Banten Andra Soni menyampaikan pentingnya menjadikan industri sebagai garda depan ekonomi kreatif Indonesia. Ia mengusulkan pemanfaatan Bandara Soekarno-Hatta sebagai etalase kekayaan akuatik nasional.
Tak hanya ikan, pengunjung juga bisa menikmati tanaman air langka serta teknologi aquascape terbaru. Ada juga area khusus Nusapet x Perkins Dog Show, tempat pertunjukan anjing berbagai ras dan atraksi agility yang memikat.
Nusatic tahun ini juga meluncurkan aplikasi Nusatic-Apps, sebagai bentuk digitalisasi informasi dan transaksi pengunjung. Direktur Utama Nusatic, Sugianto Budiono, menyatakan komitmennya menjadikan Indonesia eksportir nomor satu di dunia.