1. Bulog Sumut Pastikan Ketersediaan Beras Aman hingga Oktober 2025
Warta Jawa Bulog Sumut Wilayah Sumatera Utara menegaskan bahwa stok beras di wilayah Sumut dalam kondisi aman. Hingga akhir Juni 2025, tercatat sebanyak 90.000 ton beras tersedia, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga empat bulan ke depan atau Oktober 2025.
2. Petani Sumut Didorong Jual Gabah ke Bulog: Harga Rp6.500/kg
Perum Bulog Sumut aktif mengimbau para petani agar menjual gabahnya ke Bulog dengan harga kompetitif, yakni Rp6.500 per kilogram.
Selain memberi jaminan harga, Bulog juga menggandeng pemerintah daerah, TNI melalui Kodam I/Bukit Barisan, dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) guna mempercepat proses penyerapan gabah kering panen (GKP) dari petani.
Baca Juga: Kualanamu Penumpang libur panjang 1 Muharram tembus 22 ribu orang
3. 17.800 Ton Beras Diserap Bulog dari Petani Sumut
Hingga akhir Juni 2025, Bulog Sumut telah menyerap 17.800 ton setara beras, berasal dari 35.600 ton gabah kering panen (GKP) hasil produksi petani lokal.
4. Menjelang Panen Raya,Perkuat Kolaborasi dengan TNI dan Daerah
Perum Bulog Sumatera Utara tak hanya bergantung pada sistem penyerapan biasa, tapi juga memperkuat kerja sama lintas sektor. Kolaborasi dengan Kodam I/Bukit Barisan, Pemda, dan para penyuluh desa seperti Babinsa menjadi strategi untuk memastikan para petani menjual gabahnya ke Bulog, bukan ke tengkulak.
Langkah ini juga berperan menjaga stabilitas harga dan menjamin ketersediaan stok beras di gudang-gudang Bulog.
5. Panen Berjenjang di Jaga Stok Beras Tetap Stabil
Musim panen di Sumatera Utara berlangsung secara bertahap mulai awal Juli di sejumlah daerah seperti Deli Serdang, Serdang Bedagai, Simalungun, Batu Bara, Mandailing Natal, hingga Padangsidimpuan. Meskipun belum masuk panen raya, panen berjenjang ini menjadi fondasi kuat untuk menjaga kesinambungan stok beras nasional di wilayah Sumut.
Penetapan harga ini sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 14 Tahun 2025, yang mengatur perubahan atas harga pembelian pemerintah serta rafaksi harga gabah dan beras.
Guna memastikan kelancaran distribusi dan penyerapan hasil pertanian, turut menggandeng berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, Kodam I/Bukit Barisan, serta gabungan kelompok tani (Gapoktan).